| | | |
Kompetisi Piala Dunia adalah pertandingan yang dirancang untuk memperkuat perdamaian dunia. "Sepakbola dapat memperkuat perdamaian sejati dan permanen," begitu ucapan Jules Rimet, Presiden FIFA ketiga, pada 1921. Jules Rimet merencanakan sebuah turnamen sepakbola akbar 4 tahunan, di antara event Olimpiade. Turnamen sepakbola ini diadakan untuk mengatasi diskriminasi pemain profesional dan amatir. Seperti diketahui, Olimpiade yang berlangsung 4 tahun sekali itu hanya boleh diikuti olahragawan amatir. Tujuh tahun setelah Jules Rimet menjabat Presiden FIFA, Piala Dunia (World Cup) lahir. Dalam pertemuan kongres FIFA, 18 Mei 1928, di Barcelona, telah disepakati bahwa 4 negara Eropa akan berpartisipasi, yakni Prancis, Belgia, Yugoslavia, dan Romania, plus satu negara Amerika Latin, Uruguay sebagai tuan rumah. Uruguay dipilih karena reputasinya sebagai juara Olimpiade 1924 dan 1928. Selain itu, Uruguay juga akan menyelenggarakan Hari Kemerdekaannya pada 1930. Negara-negara Eropa lainnya tidak berpartispasi dan tetap menginginkan turnamen amatir. Selain itu, waktu perjalanan yang panjang ke benua Amerika juga dijadikan alasan. Sebaliknya, selain Uruguay, ada 8 negara benua Amerika yang turut bergabung, yakni Argentina, Brasil, Bolivia, Chili, Paraguay, Peru, Amerika Serikat, dan Meksiko. Pelaksanaan Piala Dunia baru terwujud pada 1930. Tendangan pertama dilakukan di Stadion Pocitos, 18 Juli 1930. Piala Dunia pertama ini tidak mempunyai ronde kualifikasi seperti halnya Piala Dunia modern. Ketigabelas negara dibagi atas 4 grup. Partai finalnya, Uruguay berhadapan dengan Argentina. Uruguay menang 4-2 dan berhak atas Piala Jules Rimet. Tim Uruguay Juara Piala Dunia Pertama, 1930 Sepanjang 1930-an, Piala Dunia sempat digelar tiga kali. Piala Dunia kedua digelar di Italia, pada 1934, dan tuan rumah berhasil memboyong Piala Jules Rimet. Pada 1938 di Prancis, Italia berhasil mempertahankan reputasinya sebagai negara jawara sepakbola. Kompetisi sepakbola antarnegara ini sempat terhenti selama 12 tahun akibat Perang Dunia II dan baru dilanjutkan pada 1950. Dari Piala Jules Rimet ke Trofi Piala Dunia FIFASetelah ajang Piala Dunia disepakati kongres FIFA di Barcelona, pada 1928, tugas berikutnya adalah mempersiapkan trofi sebagai hadiah bagi pemenang Piala Dunia 1930. Pematung Prancis, Abel Lafleur diberi kehormatan merancang trofi yang kemudian dinamakan Piala Jules Rimet itu. Tingginya 35 cm dan berat 3,8 kilogram. Kepala trofi dibuat dari perak dan emas sementara bagian bawahnya dibuat dari semi batu mulia, lapis lazuli. Keberadaan Piala Jules Rimet beberapa kali terancam bahaya. Selama Perang Dunia II, Wakil Presiden FIFA asal Italia, Dr. Ottorino Barassi, menyembunyikannya di kotak sepatu untuk menghindarkan trofi itu dari tangan tentara pendudukan. Piala ini pun sempat menghilang pada 1966 setelah dipertontonkan di Inggris, yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 1966. Piala tersebut akhirnya ditemukan seekor anjing bernama Pickles, terkubur di bawah sebuah pohon. Piala Jules Rimet lenyap selamanya pada 1983. Piala itu dicuri dan kemudian dilebur para pencurinya. Otoritas sepakbola Brasil yang bertanggung jawab atas piala tersebut kemudian membuat replikanya. Kebetulan, Brasil berhak memiliki piala tersebut secara permanen setelah memenangkannya tiga kali, terakhir di Meksiko pada 1970. FIFA membuat piala baru untuk Piala Dunia 1974. Sebanyak 53 rancangan dari 7 negara masuk ke FIFA namun pilihan FIFA jatuh kepada karya seniman Italia, Silvio Gazzaniga. Piala ini mempunyai tinggi 36 cm dan dibuat dari emas 18 karat. Beratnya mencapai 4,97 kilogram. Tatakannya terdiri dari dua lapis semi batu mulia malachite dan menjadi tempat 17 plat nama pemenang sampai Piala Dunia 2038. Piala baru ini tidak bisa dimiliki juara Piala Dunia secara permanen. Juara hanya menyimpannya sampai Piala Dunia berikutnya digelar dan mendapatkan replika Piala Dunia yang hanya berlapis emas. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar